Puisikedua dari enam rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Makanan, khususnya tentang Ketahui Siapa yang Makan. Semoga bermanfaat. – Alam yang begitu indah nan mempesona, tidak hanya dinikmati dan dikagumi lewat lisan dan pandangan mata saja. Namun, bagi seorang yang gemar berkata-kata, mereka kerap menyuarakan kekagumannya lewat sebuah tulisan atau dijadikan sebagai puisi. Puisi tentang alam selalu punya kesan tersendiri. Baik ketajuban sang penulis puisi dengan alam itu sendiri, maupun rasa gelisah ketika alam sedang marah. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang cukup menarik untuk dipelajari. Sebab, dengan puisi, seseorang dapat menggambarkan tentang sebuah imajinasi yang dibayangkan. Mungkin sudah banyak yang tahu akan sosok Chairil Anwar. Ya, ia adalah satu dari sekian orang pujangga Indonesia yang telah memberikan banyak inspirasi untuk banyak orang dengan karyanya. Pada artikel sebelumnya, Seruni telah membagikan Cara Membuat Puisi yang Baik dan Benar Bagi Pemula yang bisa kamu coba. Jika masih ragu untuk membuat sebuah karya sastra ini, kamu bisa melihat lebih dulu beberapa contoh puisi tentang alam beserta pengarangnya, yang bisa kalian simak dan dalami setiap makna yang terkandung di setiap baitnya. Selamat membaca, ya. Puisi Tentang Alam Pegunungan 1. Keindahan Alam Ini Betapa indahnya alam ini Laut berombak-ombak Awan berarak-arak Udara segar betiup-tiup Aku berdiri di atas gunung Berdiri di bawah langit Untuk melihat keindahan alam ini Keindahan dunia Aku mempertaruhkan nyawa Bertahan diri di atas gunung Demi melihat keindahan alam Keindahan ciptaan Tuhan Oleh 2. Puisi Tentang Pegunungan Menjulang tinggi, hijau dan kaku Dan kabut selalu membungkusmu Serta awan selalu menyelimutimu Itulah kamu, oh gunungku Tak ada satupun yang membatasimu Termasuk hijan yang tidak sekalipun menggerusmu Tetap kokoh dan membisu Itulah kamu, oh gunungku Kala burung bernyanyi menyambut pagi Embun pagi berkilau tersirat sang mentari Pohon-pohon bergoyang seakan menari Memberi harapan dan impian yang tinggi Ini adalah puisi gunung Puisi tentang pegunungan Pegunungan yang hijau dan indah Oleh Poltak. B 3. Keindahan Alam Indonesia Saat aku membuka mataku Ku tak percaya bahwa itu nyata Aku masih berpikir bahwa aku masih bermimpi Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku Sungguh indah kepulauan ini Ribuan pulau-pulau berjajar Membentuk gugusan pulau yang indah Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur Samudera luas membentang Dengan air yang biru Dan berisi keindahan di bawahnya Aku bangga menjadi anak Indonesia Aku berjanji aku akan menjagamu 4. Sejauh Mata Memandang Sejauh mata memandang Gunung kokoh abadi terpancang Diselimuti kerumunan awan-awan Ingin rasanya duduk dari ketinggan Melihat keindahan alam sejauh mata memandang Lewati hamparan hijau ladang-ladang Panorama alam sungguh menyenangkan Hilang semua kepenatan dalam kehidupan Murnikan diri menyatu dengan sang alam Angin berdesir lembur di sekitar Sejuk jernihkan setiap pemikiran Bersama gemercik air tak berkesudahan Hadirkan simfoni alam dalam kemurnian Hutan cemara turut serta menyambut Dalam rimba belantara ku menemukan sebuah arti Kesunyian yang bermakna tanpa tersakiti Panorama keindahan alam hadirkan sejuta pesona Sejauh mata memandang ku merasakan kebahagiaan Kaki terus melangkah dalam penasaran Lelah dalam dakian demi mencapai tujuan Semuanya terbalas ketika sampai pada ketinggian Panorama alam terhampar luas bangkitkan imaji Dan sejauh mata memandang, kutemukan kedamaian Suatu pemberian Tuhan yang tak boleh disia-siakan Oleh 5. Kenangan Abadi Alam Pegunungan Gunung terdiam dalam lamunan Tawarkan kesunyian Mengusir segala kepenatan Semilir angin siap obati rasa rindu Ketika kita pertama kali bertemu Alam pegunungan menjadi saksi Pengucapan dua janji suci Yang kekal abadi sampai mati Selalu ada kenangan dalam pegunungan Kita melangkah bersama arungi kehidupan Tanpa terasa sang waktu sudah memanggil Memisahkan dua insan yang sedang kasmaran Bukan tentang penyesalan hanya sebtas renungan Takdir tak dapat dilawan atau disingkirkan Perpisahan pasti terjadi tak usah larut menyesali Alam pegunungan hadirkan lagi sebuah kenangan Akan sebuah pertemuan dalam suatu ikatan Sang kekasih abadi selalu tersimpan dalam hati Kekal abadi bersama panorama alam kehidupan Oleh Puisi Tentang Alam Pedesaan 6. Inilah Desaku Beradu pada kisah perkotaan Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yang damai Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yang mengucur deras Inilah aku… Sebuah tempat kecil yang dihuni oleh sebagian kaum bawah Namun, aku tak menangis Bahwa aku mampu membawa mereka pada alamku Alam desa yang hadir untuk perdamaian Desa yang memberikan kekuatan pada bumi pertiwi Airku selalu terasa segar Tak ada polusi, tak ada pencemaran, dan tak ada keramaian pemberontakan Inilah aku… Desa yang penuh kedamaian Desa yang memiliki topik kerinduan Desa yang memiliki segala hal dari arti yang dalam tentang alam yang terasa damai 7. Puisi Panorama Pemandangan yang indah suasana disebuah desa Mengugah tatapan mata yang memandangi Terpana akan pesona alam yang memukau Hadirmu membuat semua berarti Sebagai bukti anugerah sang pencipta Alam semesta, bawalah bait rindu Diperaduan malamku, ingin ku tatapimu Dikalau terjadi membuka jendela dan menatap sang surya Karya Siti Hartinah 8. Permainya Desaku Sawah mulai menguning Mentari menyambut datangnya pagi Ayam berkokok bersahutan Petani bersiap hendak ke sawah Padi yang hijau Siap untuk dipanen Petani bersuka ria Beramai-ramai memotong padi Gemericik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zambrud khatulistiwa Itulah alam desaku yang permai 9. Hamparan Hijau Sawahku Pagi ini, matahari belum menampakkan sinarnya Munkin karena ini masih terlalu pagi Tapi, hamparan hijau sawahku Telah membuat mata ini menikmatinya Betapa indahnya karunia Sang Pencipta Begitu besar dan tak terhingga Hamparan hijau sawahku Adalah bukti indah karunia-Mu Kini, matahari mulai menampakkan wajahnya Sinarnya menyeruak disela-sela daun Menambah cerahnya suasana alam desaku Hamparan hijau sawahku adalah anugerah-Mu Oleh Dendi Lesmana 10. Alam Pedesaan Sungai-sungai berdawai Menuang kemercik jernih Jauh dari debu perkotaan Bocah bebas terjemahkan alam Menyapa tanpa gemerlap maya Merekalah pelukis dunia dengan tangan Berdamai dengan biru langit Menyatu dengan hijaunya padi Dan keluguan menukil indah Berpandu pada kata saling Adalah masa kecil yang sering terindu Dalam pedesaan aku ditemui Sederhana yang mewah Tanpa kemahalan ramah tamah Oleh Lika Alvionita Puisi Tentang Pantai 11. Pantai Saat di tepi pantai Kucoba memejamkan mata Melepas semua lelah dan beban yang kurasa Tergeletak di hampran luasnya pasir Serta dihiadi dengan cangkang-cangkang karang yang indah Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat Neyalan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu 12. Puisi Pantai Kubiarkan ombak mengusap Kedua kakiku seperti menari-nari Dalam buaian keriaan kalbumu Kupandang jauh Jauh di ufuk kebiruan berpadu Yang menyatukan langit dan laut Namun, waktupun sekejap berlalu Beranjak dari pesona Dengan hampran pasir putihmu Debur ombak yang berdebar Dan keceriaan anak-anak tertawa Tersenyum serta lesung pipimu bak pasir jemari-jemari lentik Yang sesekali gelombang menyapa Waktu yang tak pernah kembali Berjalan bahkan berlari Inzinkanlah kutemui Bukan sekedar utaian mimpi Kan kubasih kakiku di pantaimu Oleh Panca Empri 13. Lautan yang Indah dan Tenang Lautan yang indah dan tenang Terlihat ikan yang sedang berhurau riang Di balik terumbu karang yang tampak kokoh Bersama tanaman laut yang bergerak indah Manusia yang melihat itu sangat terpesona Ikan ikan berenang dengan ceria Air laut tampak tenang dan tidak bergelombang Suasana lautan sangat dan dan tenang Oleh Rini Sita 14. Lukisan Membiru Terpaan angin yang berhembus Hampran pasir yang selalu dikunjungi deburan ombak Kilatan cahaya ikut serta di sana Alami yang penuh imaji dan siratan keindahan semesta Kemegahan karang yang berdiri kokoh Keluasan langit yang membiru Warna yang berpendar oleh angin Lukisan biru telah tercipta Pesona pantai Keabadian karya Sang Esa Manusia bringas mulai berikut camput Lukiran itu terobek Kemarahan alam, musibah dari laut Siapa salah? Manusia Lukisan ini, kelestarian dan kealamian ini Kini cucuku tak dapat menikmati Oleh 15. Laut yang Kaya Karang ditampar ombak Gelombang terbentuk oleh hembusan angin Di tepi pantai angin bergemuruh Sedih pun sirna menjadi senang Lautku begitu indah Luas dan biru terbentang di sana Mahkluk hidup menjadikan habitatnya Di balik terumbu mereka bersemayam Kekayaan lautku Limpahannya menjadi sumber hidup Macam-maca kehidupan Sumber daya alam pun menjadi Indah dan kayalah lautku Bermanfaat bagi insan Indonesia memiliki anugerah Dari Sang Khalik Oleh Puisi Tentang Alam yang Rusak 16. Kemana Perginya Alamku yang Lestari? Sering kumelihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit Namun, itu dulu Sebelah kiri dan kanan sawah membentang luas Namun, itu dulu Sekarang? Ke manakah mereka? Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda Tanahku sekarang telah menjadi abu Tak kutemukan lagi sawah-sawah yang membentang Burung-burung pun kehilangan rumahnya Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala Sekarang yang ada, adalah longsor dan bajir Gempa bumi dan tsunami Kekeringan terjadi tiada henti Oh alamku yang lestari, ke manakah kamu pergi? 17. Renungan Alam Manusia tidak juga sadar Bahwa alam sudah mulai pudar Karena ulah sang makhluk sempurna Alam pun kena dampaknya Pabrik melepaskan gas berbahaya Manusia diam di atas kecerobohan Apa yang terjadi saat ini Hanyalah keserakahan otoritas Kendaraan terus meningkat Jumlah ruang semakin tersikat Jutaan karbon terhidup tanpa sekat Tingkat polusi pun meningkat pesat Teknologi manjalan manusia Tetapi turut hancurkan simfoni alam dunia Semua terlibat dalam polusi ini Alam rusak hidup tak nikmat Mari sadar akan pentingnya alam Kurangi berkendara agar selamatan dari kemacetan Konsumsi apa yang dihasilkan oleh alam Bukan hasil-hasil bahan olahan Selamatkan alam dan kurangi kerusakan Alam sudah menderita sengsara Para pemuda mengutuk para orang tua Sampai kapan ini terus berlanjut Mari kita berjanji untuk tidak merusak alam Tanamlah pohon, agar harmonisasi terjaga Kurangi polusi agar alam kembali menjadi murni Mulailah hari ini, untuk esok yang lebih baik lagi Oleh 18. Derita Alam Peradaban kian tak terkendali Ledakan populasi sudah terjadi Polusi kian bertambah tanpa henti Penyakit baru datang tak terobati Gunung-gunung berubah menjadi tempat sampah Kemacetan hiasi hidup tanpa penuh berkah Alam benar-benar menderita Karena ulah manusia tak tahu diri Pabrik-pabrik dibangun untuk meracuni alam Kepulan asap membumbung tinggi Putihnya awan berubah menjadi hitam pekat Berkah alam mulai sirna, kiamat sudah semakin dekat Alam sudah memberi banyak keuntungan bagi kita Polusi yang dihasilkan tidak sebanding dengan apa yang didapat Pelan tapi pasti alam akan semakin tergerus Hanya kesadarnlah yang bisa selamatkan alam ini Jangan biarkan alam murka Karena hanya akan membawa derita Tawa dan canda hiasi keuntungan usaha Tidak peduli dengan alam, hanya kantong pribadi semata Bencana datang melanda, diikuti tangis oilu sang anak manusia Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai Jagalah alam agar hidup aman dan tentram Mulailah dari diri sendiri untuk berubahan bumi pertiwi Oleh 19. Bencana Melandaku Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh Tempatku nan asli terlindas habis Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap Kau lalap habis aku kehilangan segalanya Mata dunia terpengarah menatap heran Memang kejadian begitu dahsyat Bantuan dan pertolongan mengalir Hati manusia punya nurani Tuhan… Mengapa semua ini terjadi Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-disa Ya Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa Oleh 20. Alamku Telah Rusak Dulu jernih sungaiku Kini kotor sudah Dulu tinggi pohon-pohonanku Kini habis sudah Dulu cantik karangku Kini buruk sudah Kini sudah rusak alamku Karena tangan manusia Karena nafkah, lupa akan alam Bagaimana dengan cucuku? Egous merenggut kita semua Maafkan kami, Tuhan Damainya alam yang kau titipkan Kini rusak Oleh 21. Keramahan Alam Hilang Tandus.. Tandus alamku Hijau dan lestarinya hanya belaka Punah dan mati menggantikan Tak lagi ramah alamku Keindahannya hanya fiksi Menjajah dan menjarah mulai populer Ketentraman.. Ketentraman sudah tiasa Tangan-tangan serakah merusak Alam terajam hilang, lenyap, punah sudah Tanpa iba Entah siapa? Kenapa? Perang dimulai Makian dan cacian adalah tradisi Kebencian merajalela Pembunuhan, pertumpahan darah, mulai membanjiri Celaan sungguh Bukan salah alam Bukan salah bumi Lalu, siapa yang salah? Kemakmuran alam yang seharusnya dijaga Kebaikan sudah tak tertebar Habis sudah dibabat Kekejaman pun berlingsatan Kejam sungguh Tak mampu melawan Tak mampu dendam Tak mampu berontak Mereka hanya diam Menunggu murka Tuhan Tangan-tangan serakah perusak bumiku Oleh Baca Juga Cara Membuat Puisi yang Baik dan Benar Bagi Pemula Itulah contoh puisi tentang alam. Dengan adanya puisi di atas, semoga kita tetap menjadi orang-orang yang cinta dan peduli dengan alam sekitar. Maka, apapun rasa dapat terlukis secara perlahan dari goresan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. Puisi tentang alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam sekitar kita. Bagaimanacerita lengka puisi kritikan terhadapa alam yang rusak dalam bait puisi palung semesta yang dipublikasikan berka puisi, apakah bercerita seperti puisi bumiku menangis atau puisi alamku telah rusak atau berkisah seperti cerita puisi tentang menjaga alam. Untuk lebih jelasnya puisi kritik untuk alam yang rusak disimak saja puisi Puisi tentang Kerusakan Alam yang Menyayat Hati, Foto Unsplash/Henrique MalagutiKerusakan alam adalah hal yang tidak diinginkan. Namun, ironisnya, manusialah yang kerap kali menjadi penyebab kerusakan tersebut. Karenanya, yuk, simak 5 puisi tentang kerusakan alam yang menyayat hati agar kita dapat melakukan refleksi diri!Dikutip dari Etika lingkungan hidup, A. Sonny Keraf 2010169, Tuhan menciptakan alam dengan peranannya masing-masing dan manusia adalah bagian di dalamnya. Oleh sebab itu, manusia harus ikut andil dan bertanggung jawab dalam tentang Kerusakan Alam yang Menyayat HatiPuisi tentang Kerusakan Alam yang Menyayat Hati, Foto Unsplash/Prabu PanjiBerikut adalah 5 puisi tentang kerusakan alam yang akan membuat kamu berpikir dua kali sebelum bertindak, sebab banyak tindakan yang dianggap remeh dapat menjadi penyebab rusaknya alam yang kita Pesan dari LangitMalam ini aku mendengar pesan dari langitMengapa manusia suka sekali bersungut-sungut? Aku hanya bom waktu yang menumpahkan takdir Seharusnya hujan datang dengan damai Memuntahkan cairan untuk diserap oleh tanah Terbawa dan kembali bermuara Namun ini yang terjadi Ia tak dapat menemukan jalan menuju selokan Tersandung dan terjerembap di sisi botol dan bungkus plastik Membuncah dan meninggi tanpa kendali Menenggelamkan kaki-kaki yang berlari panik Seraya menjerit mengapa jadi begini?Tak ada yang dapat menjawab Selain kau dan kehendak yang kerap salah kau letakkan2. ApiSudah tiga hari aku dan ayahku pergi berkemah Di dalam sebuah hutan yang senyap Tiada kicau burung maupun auman serigala Tiada desis ular maupun jejak kelinci hutanHari itu aku bertanya pada Ayah mengapa aku begitu sesak? Pohon-pohon menjulang, namun tiada satu pun hijau terlihat Ayah tak menjawab, hanya menyulut korek api pada sebuah ranting kering Saat itu aku tahu jawabannyaSemua telah dihancurkan oleh api dan tangan-tangan yang berdosa3. Dunia Bawah LautJika bencana datang, sesungguhnya manusia sangat beruntung Helikopter akan berkejaran di langit Menurunkan bantuan atas alasan kemanusiaan Berkardus-kardus makanan diantarkan Selimut dan baju ditumpuk dan diserahkanTak ada yang seberuntung manusia Termasuk dunia bawah laut yang keruh dan mematikan Ikan-ikan menyiksa insang mereka Terumbu karang melepas keindahannya Hanya keruh yang mengelilingi, tanpa dapat membela diriSiapa yang akan menolong mereka?4. Mengulang WaktuManusia suka sekali berandai-andai Tenggelam dalam penyesalan tak berujung “Andai saja ketika itu, aku.” Udara tak sanggup menampung angan-angan merekaDi pinggir sebuah kota Pria tua menyulut rokok dan menghempaskannya Di sisinya seorang wanita membakar sampah Anaknya minum teh di sebuah plastik kemasan Kemudian melemparnya ke jalananBeberapa meter dari sana, seorang bapak membawa sebilah kapak Berangkat naik sebuah mobil bak dengan asap knalpot membumbung Memangkas pepohonan bersama kawanannya Kemudian pulang tanpa menyimpan rasa bersalah“Andai saja ketika itu, aku.” Kau tak lagi bisa berandai-andai Karena waktu tak mungkin mengulang dirinya5. ReparasiTak semua dapat direparasi Yang terluka kerap tak dapat menyesap darahnya Orang-orang dan hewan-hewan mati tak dapat kembali Kenangan buruk akan selalu punya tempat di hatiTak ada yang lebih baik dibanding reparasi diri Menambal dan mengulang cara berpikir Membenahi tangan-tangan dalam bertindak Memahami apa yang benar dan salahAda beberapa hal yang dapat direparasi Kau dan caramu memperlakukan alamItulah 5 puisi tentang kerusakan alam yang menyayat hati dan penuh pesan tersirat. Semoga kamu dapat menangkap makna yang ada di dalam puisi-puisi di atas, ya. Yuk, kita jaga alam bersama-sama agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan! malika .
  • gygrbh0ge8.pages.dev/551
  • gygrbh0ge8.pages.dev/169
  • gygrbh0ge8.pages.dev/299
  • gygrbh0ge8.pages.dev/895
  • gygrbh0ge8.pages.dev/552
  • gygrbh0ge8.pages.dev/886
  • gygrbh0ge8.pages.dev/59
  • gygrbh0ge8.pages.dev/415
  • gygrbh0ge8.pages.dev/44
  • gygrbh0ge8.pages.dev/659
  • gygrbh0ge8.pages.dev/555
  • gygrbh0ge8.pages.dev/697
  • gygrbh0ge8.pages.dev/560
  • gygrbh0ge8.pages.dev/757
  • gygrbh0ge8.pages.dev/698
  • puisi tentang alam yang rusak